Jumat, 15 Januari 2016

Ujian yang sangat berat...

Alhamdulillah jantung dede el sudah sehat, dede mulai aktif n bisa berjalan.
Sebelum operasi perkembangan psikomotor n motorik dede lambat. Usia 1,5 th belum jalan n belum ngomong. Pasca operasi, perkembangan motorik dede mulai berkembang, dede merangkak n usia 23 bulan dede jalan. Tapi masih belum ngomong apapun, kami mengira itu pengaruh dari operasi yang dijalani dede.
Tepatnya agustus kemarin, bersamaan echo jantung dede,kami periksakan dede ke THT. Berharap kami tau penyebab dede belum bicara, dr.fahmi hanya memberi kami rujukan ke semarang untuk menjalani serangkaian tes untuk mengetahui penyebabnya. Namanya tes Bera n OAE (klo ga salah...)
Awal november kami baru ke semarang, ke rs.dr kariadi, untuk menjalani tes bera n OAE. Kenapa sampai 2 bulan baru kvsemarang? biasa alasan klasik,kami harus ngumpulin biayanya..untuk pns seperti kami, menabung adalah hal sulit karena gaji kami pas2an. Fokus ke tes bera n OAE, pra tes dede harus tidur malam lebih cepat n bangun jam 5 pagi, setelah itu tidak boleh tidur sampai saat tes.Soalnya saat tes dede harus benar-benar terlelap. Karena tes bera hanya bisa dilakukan saat benar- benar tidur lelap. Oya puasa juga, 2-3 jam sebelumnya. Waktu itu dede dapat jadwal jam 10 pagi. Tes bera itu mengukur kemampuan saraf telinga dalam menangkap suara, satuannya desibel (db) dari 10 - 120 db. Semakin tinggi hasilnya berarti kemampuan mendengarnya semakin kecil.
Kami menunggu hasil tes, n dr.pujo datang karena yang melakukan tes bera adalah asostennya. Sekitar jam 1 siang dr.pujo datang, kami diminta masuk keruangannya, dr.pujo menjelaskan hasil tes bera dede el 100 db kanan kiri, artinya dede el ga bisa mendengar suara-suara yang ada (profound). Sebagai seorang ibu hancur rasanya hatiku,tak bisa ku bayangkan gimana masa depanmu nanti. dr.pujo menyarankan dede memakai alat bantu dengar, kalau ada biaya pasang implan koklea (CI) tapi biayanya sangat mahal yaitu ratusan juta untuk nenggantikan rumah siput agar dpat mendengar mendekati normal. Selain itu, dr.pujo memberikan nasehat agar aku melakukan skrining TORCH sebelum memutuskan hamil lagi, karena kemungkinan aku kena virus rubela saat hamil. Dia berpesan Dede harus rajin ikut terapi wicara,agar dapat berkomunikasi dengan orang lain n bersekolah di sekolah khusus.
Ya Allah, cobaanMu begitu berat,kuatkan aku n suamiku untuk dede el..n mudahkanlah segala urusan kami...aamiin.
Dede el-ku adalah anak yang istimewa n perlu perlakuan istimewa dari orang- orang disekitarnya...
Sebagai ibu ku jalani hariku bersama dede el dengan ceria, ku ajak bermain seperti anak lain, ku ajak dede ke sekolah, ikut paud n rajin terapi wicara.
Anakku berkebutuhan khusus ( tuna rungu ), bunda yakin pazti ada jalan lain untukmu de.. Semoga Allah melimpahkan rizkinya sehingga bunda dapat memberimu CI..aamiin.
Yang bunda khawatirkan, bagaimana cara bunda n ayah mengajarimu membaca qur'an n bacaan sholat...semoga Allah menunjukkan mukjizatNya...aamiin.

1 komentar: